Senin, 13 Februari 2012

SYARAT SEORANG PENELITI, METODE ILMIAH DAN DESAIN/METODE PENELITIAN


1.      SYARAT – SYARAT SEORANG PENELITI
Menurut Whitney (Nazir, 2009)  syarat-syarat yang harus dimiliki seorang peneliti, antara lain :
a.        Daya nalar.
Seorang peneliti harus mempunyai daya nalar yang tinggi, yaitu adanya kemampuan untuk memberi alasan dalam memecahkan masalah, baiksecara induktif maupun secara deduktif
b.      Orisinalitas.
 Peneliti harus mempunyai daya khayal ilmiah dan harus kreatif. Peneliti harus brillian, mempunyai inisiatif yang berencana serta harus subur dengan ide-ide yang rasional dan menghindarkan plagiat
c.        Daya ingat. 
Seorang peneliti harus mempunyai daya ingat yang kuat, selalu ekstensif dan logis. Dapat dengan sigap melayani serta menguasai fakta-fakta
d.       Kewaspadaan.
Seorang peneliti harus secara cepat dapat melakukan pengamatan terhadap perubahan yang terjadi atas sesuatu varaibel atau atas suatu sifat fenomena. Ia harus sigap dan mempunyai intaian yang tajam, serta responsive terhadap perubahan atau kelainan
e.       Akurat.
 Seorang peneliti harus mempunyai tingkat pengamatan serta tingkat perhitungan yang akurat, tajam, serta beraturan.
f.       Konsentrasi.
 Seorang peneliti harus mempunyai kekuatan konsentrasi yang tinggi, kemauan yang keras serta tidak cepat muak
g.       Dapat bekerja sama.
 Peneliti harus mempunyai sifat kooperatif, dapat bekerjasama dengan siapapun. Harus mempunyai keinginan untuk berteman secara intelektual, dan dapat bekerja secara team work
h.       Kesehatan.
Seorang peneliti harus sehat, baik jiwa maupun fisik. Peneliti harus stabil, sabar, dan penuh vitalitas.
i.        Semangat
 Kesehatan peneliti harus ditunjang pula oleh adanya semangat untuk meneliti. Peneliti har us mempunyai kreativitas serta hasrat yang tinggi.

2.      METODE ILMIAH
a.       Pengertian Metode
Metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka, metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
b.      Pengertian Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah suatu pengajaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan–pertimbangan logis. Almack (1939) menyebutkan bahwa metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan, dan penjelasan kebenaran.
c.       Langkah-langkah metode ilmiah secara umum
1.      Observasi awal
Setelah topik yang akan diteliti dalam proyek ilmiah ditentukan, langkah pertama untuk melakukan proyek ilmiah adalah melakukan observasi awal untuk mengumpulkan informasi segala sesuatu yang berhubungan dengan topik tersebut melalui pengalaman, berbagai sumber ilmu pengetahuan, berkonsultasi dengan ahli yang sesuai.
·         Gunakan semua referensi: buku, jurnal, koran, internet, interview dan lainnya
·         Kumpulkan informasi dari ahli: instruktur, peneliti, insinyur, dan lainnya
·         Lakukan eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik.
2.      Mengidentifikasi Masalah
Permasalahan merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan dinyatakan dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak. Sebagai contoh: Bagaimana cara menyimpan energi surya di rumah?
·         Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu luas.
·         Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk diteliti.
·         Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara eksperimen.
3.      Merumuskan atau menyatakan hipotesis
Hipotesis merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian yang seksama atas topik proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah.
·         Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar hipotesis
·         Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen
4.      Melakukan eksperimen
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol.
Varibel bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan tetap. 
·         Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
·         Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel yang diasumsikan konstan.
·         Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi hasil.
·         Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.
5.      Menyimpulkan eksperimen
Kesimpulan proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya. Jika dapat dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk penelitian lebih lanjut.
Jika hasil eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:
·         Jangan ubah hipotesis
·         Jangan abaikan hasil eksperimen
·         Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
·         Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
·         Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau susun ulang eksperimen.
d.      Kriteria metode ilmiah :
1.      Berdasarkan fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal,  kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis
2.      Bebas dari prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.
3.      Menggunakan prinsip analisa
Dalam memahami serta memberi arti terhadap fenomena yang kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan menggunakan analisa yang tajam.
4.       Menggunakan hipotesa
Dalam metode ilmiah, Peneliti harus dituntun dalam proses berfikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan persoalan serta memadu jalan pikiran kearah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
5.      Menggunakan ukuran obyektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani. Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan pikiran yang waras
6.      Menggunakan teknik kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus digunakan, kecuali untuk atribut-atribut yang tidak dapat dikuantifikasikan Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai-nya Kuantifikasi yang termudah adalah dengan menggunakan ukuran nominal, rangking dan rating
e.       Karakteristik metode ilmiah :
1.      Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.
2.      Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti- bukti yang tersedia.
3.      Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
4.      Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
5.      Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.
f.       Tujuan mempelajari Metode Ilmiah
1.      Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis
2.      Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis
3.      Meningkatkan pengetahuan tentang mekanisme penulisan karangan ilmiah

3.      DESAIN ATAU METODE PENELITIAN
Metode Penelitian ada dua :
1.      Metode Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan  dari orang-orang  dan prilaku yang dapat  diamati, demikianlah pendapat  Bogdan dan Guba.
Sementara itu Kirk dam Miller  mendefinisikan penelitian kualitatif  sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.
Fraenkel danWallen menyatakan bahwa penelitian yang mengkaji kualitas hubungan, kegiatan, situasi, atau material disebut penelitian kualitatif, dengan penekanan kuat pada deskripsi menyeluruh dalam menggambarkan rincian segala sesuatu yang terjadi pada suatu kegiatan atau situasi tertentu.
Ciri- ciri pokok Penelitian Kualitatif
1
Naturalistic inquiry
Mempelajari situasi dunia nyata secara alamiah, tidak melakukan manipulasi,; terbuka pada apapun yang timbul.
2
Inductive analysis
Mendalami rincian dan kekhasan data guna menemukan  kategori, dimensi, dan kesaling hubungan.
3
Holistic perspective
Seluruh gejala yang dipelajari dipahami sebagai sistem yang kompleks lebih dari sekedar penjumlahan bagian-bagiannya.
4
Qualitative data
Deskripsi terinci, kajian/inkuiri dilakukan secara mendalam.



5
Personal contact and insight
Peneliti punya hubungan langsung dan bergaul erat dengan orang-orang, situasi dan gejala yang sedang dipelajari.
6
Dynamic systems
Memperhatikan proses; menganggap perubahan bersifat konstan dan terus berlangsung baik secara individu maupun budaya secara keseluruhan
7
Unique case orientation
Menganggap setiap kasus bersifat khusus dan khas
8
Context Sensitivity
Menempatkan temuan dalam konteks sosial, historis dan waktu
9
Emphatic Netrality
Penelitian dilakukan secara netral agar obyektif tapi bersifat empati
10
design flexibility
Desain penelitiannya bersifat fleksibel, terbuka beradaptasi sesuai perubahan yang terjadi (tidak bersifat kaku)
(Sumber : Patton : 1990 :40-41)
Moleong mengemukakan sebelas karakteristik penelitian kualitatif yaitu :
1.   Latar alamiah (penelitian dilakukan pada situasi alamiah dalam suatu keutuhan)
2.   Manusia sebagai alat (Manusia/peneliti merupakan alat pengumpulan data yang utama)
3.   Metode kualitatif (metode yang digunakan adalah metode kualitatif)
4.   Anslisa data secara induktif (mengacu pada temuan lapangan)
5.   Teori dari dasar/grounded theory (menuju pada arah penyusunan teori berdasarkan data)
6.   Deskriptif (data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka)
7.   Lebih mementingkan proses daripada hasil
8.   Adanya batas yang ditentukan oleh fokus (perlunya batas penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalajh dalam penelitian)
9.   Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data (punya versi lain tentang validitas, reliabilitas dan obyektivitas)
10.  Desain yang bersifat sementara (desain penelitian terus berkembang sesuai dengan kenyataan lapangan)
11.  Hasil penelitiaan dirundingkan dan disepakati bersama (hassil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama antar peneliti dengan sumber data)
sementara itu menurut Nasution ciri-ciri  metode kualitatif adalah :
1.   Sumber data adalah situasi yang wajar  atau natural settting Peneliti sebagai instrumen penelitian
2.   Sangat deskriptif
3.   Mementingkan proses maupun produk
4.   Mencari makna
5.   Mengutamakan data langsung
6.   Triangulasi (pengecekan data/informasi dari sumber lain)
7.   Menonjolkan rincian kontekstual
8.   Subyek yang diteliti dipandang berkedudukan sama dengan peneliti
9.   Mengutamakan perspektif emik    (menurut pandangan responden)
10.  Verifikasi (menggunakan kasus yang bertentangan untuk memperoleh hasil yang lebih dipercaya)
11.  Sampling yang purposive
12.  Menggunakan audit trial (melacak laporan/informasi sesuai dengan data yang terkumpul)
13.  Partisipsi tanpa mengganggu
14.  Mengadakan analisis sejak awal penelitian
15.  Data dikumpulkan dalam bentuk kata-kata atau gambar ketimbang
Pendekatan kualitatif cenderung menggunakan analisa induktif, dimana proses penelitian dan pemberian makna terhadap data dan informasi lebih ditonjolkan, dengan ciri utama pendekatan ini adalah bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta naturalistic. Dalam kaitan ini Arief Furchan (1999: 22) menerangkan sebagai berikut: Metode kualitatif ialah “proses penelitian yang menghasilkan data deskriftif, ucapan atau tulisan atau perilaku yang dapat diamati dari orang-orang itu sendiri, menurut pendapat kami pendekatan ini langsung menunjukan setting dan individu-individu dalam setting itu secara keseluruhan. Subyek penyelidikan baik berupa organisasi atau individu tidak mempersempit menjadi variable yang terpisah atau menjadi hipotesa melainkan dipandang sebagai sebagian dari suatu keseluruhan”. Dari pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa pendekatan kualitatif” berusaha mendapatkan data deskriptif, ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati. 
2.      Perbandingan Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
No.
Penelitian Kuantitatif
Penelitian Kualitatif
1.
Kejelasan Unsur :
Tujuan, pendekatan, subjek, sampel,
Sumber data sudah mantap, rinci sejak awal.
Subjek sampel, sumber data tidak mantap
dan rinci, masih fleksibel, timbul dan berkembangnya sambil jalan (emergent).
2.
Langkah penelitian :
Segala sesuatu direncanakan sampai
matang ketika persiapan disusun.
Baru diketahui denagn mantap dan jelas setelah penelitian selesai.
3.
Hipotesis (Jika memang perlu)
  1.  
    1. Mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian;
    2. Hipotesis menentukan hasil yang diramalkan— a priori
Tidak mengemukakan hipotesis sebelumnya, tetapi dapat lahir selama penelitian berlangsung— tentatif
Hasil penelitian terbuka
4.
Desain :
Dalam desain jelas langkah-langkah penelitian dan hasil yang diharapkan.
Disain penelitiannya fleksibel dengan langkah dan hasil yang tidak dapat dipastikan sebelumnya.
5.
Pengumpulan data :
Kegiatan dalam pengumpulan data memungkinkan untuk diwakilkan.
Kegiatan pengumpulan data selalu harus dilakukan sendiri oleh peneliti.
6.
Analisis data :
Dilakukan sesudah semua data terkumpul.
Dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data.
7.
Dapat menggunakan sampel, dan hasil penelitiannyadiberlakukan untuk populasi
Tidak dapat menggunakan pendekatan populasi dan sampel. Istilah yang digunakan adalah setting. Hasil penelitiannya hanya berlaku bagi setting yang bersangkutan.


3.      Metode Penelitian Eksperimental
Ketentuan Umum tentang Metode Penelitian Eksperimental, setidaknya ada delapan ketentuan umum tentang penelitian eksperimen yaitu :
a.       Definisi, yaitu batasan atau definisi penelitian dan variabel harus jelas dan tegas atau definitif, dan tidak boleh terjadi kebimbangan (confuse) di dalamnya.
b.      Sampling, yaitu jumlah dan anggota kelompok sampel yang diambil perlu random, dan sesuai antara jumlah subjek dan prosedur pengukuran yang ditetapkan.
c.       Tipe eksperimen. Dalam hal ini perlu dibedakan tipe eksperimen yang lazim digunakan, yaitu 2 kelompok eksperimen dengan meneliti 1 atau 2 variabel, 3 kelompok eksperimen dengan meneliti 1 atau 2 variabel, dan banyak kelompok dengan manipulasi pada beberapa variabelnya.
d.      Rancangan eksperimen, yaitu harus sesuai jumlah kelompok dan urutan prosedur pelaksanaan eksperimen.
e.       Pengukuran. Pengukuran harus jelas skalanya, misalnya menggunakan skala sikap Likert. Ini menyangkut alat dan metode yang digunakan.
f.       Statistik, yaitu meliputi informasi yang dikumpulkan, teknik mengolah dan teknik menyimpulkan data-data perlu sesuai dengan kaidah statistika yang logis dan representatif.
g.       Generalisasi. Tidak semua hasil penelitian eksperimen dapat digeneralisasi karena hasil amat tergantung pada jenis, metode, prosedur, sampling serta instrumen yang digunakan.
h.       Metode eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode yang dijalankan dengan menggunakan suatu perlakuan tertentu pada sekelompok orang atau beberapa kelompok, kemudian hasil perlakuan tersebut dievaluasi.

Manfaat sekaligus kelebihan metode eksperimen (dibandingkan penelitian korelasi) adalah
-          menguji hipotesis dengan melakukan kontrol terhadap kondisi penelitian
-          mengembangkan teori, kemudian melakukan pengujian di lapangan;
-          memperbaiki teori-teori serta temuan-temuan penelitian
-           meneliti melalui jalan pintas
-          memudahkan replikasi karena kondisi yang dipelajari benar-benar spesifik.
Penelitian eksperimen, berbeda dengan penelitian non-eksperimen, memiliki ciri khusus berupa kontrol terhadap variabel bebas (x) yang dapat dilakukan oleh peneliti sehingga menghasilkan hasil atau pengaruh (y), seperti yang diinginkan.

4.      Metode Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mencari atau menguji hubungan antara variabel. Peneliti mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkenalkan, menguji berdasarkan teori yang ada. Desain yang sering digunakan adalah cross-sectinal. Penelitian korelasional bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel, Hubungan korelatif mengacu pada kecenderungan bahwa variasi suatu variabel diikuti variasi variabel yang lain. Dengan demikian, dalam rancangan penelitian korelasional peneliti melibatkan minimal dua variabel. Penelitian korelasional juga bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variable-variabel dari suatu faktor berkaitan denganm variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan padam koefisien korelasi.
Karakteristik penelitian korelasional:
a.       Cocok dilakukan, bila variable-variabel penelitian rumit dan/atau tidak dapat dilakukan dengan memtode eksperimental atau tidak dapat dimanipulasi.
b.      Memungkinkan pengukuran beberapa variable dan saling berhubungan secara serentak dan keadaan realistiknya.
c.       Apa yang diperoleh adalah taraf atau tunggi rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidak adamnya hubungan tersebut.
Selain itu juga desain penelitian korelasional memiliki kelebihan dan keleman, yaitu sebagai berikut :
a.  Kelemahan-kelemahan penelitian korelasional.
1.       Hasilnya cuam mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak harus menunjukan saling hubungan yang bersifat kausal.
2.       Jika dibandingkan denga penelitian eksperimental,penelitian korelational kurang tertib-ketat, karena kurang melakukan control terhadap variable-variabel bebas.
3.       Pola saling hubungan tersebut sering tidak menentu dan kabur.
4.       Sering merangsang penggunaannya sebagai macam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagal data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna dan bermakna.
b.  Kelebihan penelitian korelasional:
1.  Dapat dilakukan penelitian walaupun variabel-variabelnya rumit.
2.  Dapat melekukan pengukuran veriabel secara serentak.